auditorKepala Perwakilan BPKP Provinsi Papua Ketut Suadnyana Merada mengajak para pegawai untuk memelihara budaya halal bihalal sebagai sarana meningkatkan tali silaturahim antar pegawai dan menjadikan jiwa yang telah bersih sebagai pondasi melanjutkan tugas-tugas BPKP dengan lebih baik. Ketut yakin, ditangan auditor yang memiliki jiwa yang bersih, hasil audit akan semakin berkualitas. Ajakan itu disampaikan saat membuka acara halal bihalal Keluarga Besar Perwakilan BPKP Provinsi Papua di Jayapura, Jum’at kemarin.

“Halal bihalal ini menjadi momentum kita untuk saling bersilaturahim mempererat tali persaudaraan yang telah terjalin selama ini. Meningkatnya kualitas kebersamaan akan semakin memperlancar pelaksanaan tugas-tugas BPKP ke depan guna mencapai tujuan,” ucapnya.

Ketut mengingatkan, usai cuti bersama hari Raya Idul Fitri 1435 H ini, seluruh pegawai tetap harus dapat menjaga profesionalismenya dalam menjalankan tugasnya, baik ketika melakukan pengawasan, pendampingan, bimbingan teknis maupun atensi kepada pemerintah daerah. Apalagi menurut Ketut, beberapa daerah telah dibidik oleh penyidik baik Kepolisan, Kejaksaan, maupun KPK, lantaran diduga terjadi pelanggaran pengelolaan keuangan negara/daerah. “Jangan kotori jiwa yang sudah bersih dengan tindakan yang menyimpang dari ketentuan,” pesan Ketut dihadapan seluruh pegawai.

Sementara itu, Ustadz Muhammad Abdul Mukti dalam tausiyahnya mengatakan, halal bihalal merupakan budaya asli dari Indonesia yang telah tumbuh dan berkembang dengan tujuan untuk kembali mempersatukan dan mempererat hubungan antar manusia secara seimbang disamping beribadah kepada Allah SWT. Halal bihalal menjadi momen penting untuk saling memaafkan dan menjalin tali silaturahmi dan persaudaraan. “Karena sebelumnya tidak sempat saling memaafkan," tutur ustadz Abdul Mukti.

Menurut Ustadz Abdul Mukti, saling memaafkan adalah perbuatan paling indah yang dapat dilakukan manusia di muka bumi. Allah SWT pun sangat menyukai hamba-hambaNya yang pemaaf. Seperti disebutkan di dalam firman Allah SWT yang berbunyi, “Jadilah engkau pribadi yang pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf (7): 199)

Lebih lanjut diuraikan Ustadz Abdul Mukti rahasia keutamaan saling memaafkan. Menurutnya, sikap memaafkan dengan tulus ikhlas akan membuat reaksi jantung seseorang normal dan sehat sehingga pembuluh darah dapat bekerja secara optimal dan peredaran darah menjadi lancar. Sebaliknya, sikap yang tidak mau memaafkan dapat memicu timbulnya gangguan kesehatan. Karena ketika dia teringat peristiwa buruk yang dialami atau peristiwa yang tidak disukainya, maka kondisi tersebut akan memperhebat reaksi jantung dan pembuluh darahnya sehingga berakibat buruk bagi kesehatannya.

Selain itu, Ustadz Abdul Mukti juga mengungkapkan rahasia keutamaan menjalin tali silaturahim. Dalam kacamata Islam, jelas Ustadz, halal bihalal bertujuan untuk menghormati sesama manusia dalam bingkai silaturahmi. Halal bihalal dilihat dari sisi silaturahmi dapat menjadi perantara untuk memperluas rezeki dan memperpanjang umur, sebagaimana keterangan sebuah hadis dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda : “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia bersilaturahmi”. (Hart/Papua)

Sumber : http://www.bpkp.go.id/papua/berita/read/12821/0/Auditor-Berjiwa-Bersih-Akan-Suguhkan-Hasil-Audit-Yang-Berkualitas.bpkp

 

Hari ini 48

Kemarin 56

Minggu ini 104

Bulan ini 1055

Keseluruhan 45783

Currently are 3 guests and no members online